Berharap sepi 2




Paras menawanmu wujudkan luka 

Saat mata tak sengaja kan tertuju

Ingatkan masa lama hiasi hari

Yang aku tiada henti mencintai

Sebab cinta tak buktikan arti setia

Aku terluka dalam diam terpisah jarak

Telah yakinkan hati kau setia menanti

Tapi nyata tunjukan belahan hati memungkiri

Memungkiri setiap senyum yang tenangkan jiwa

Aku melisik sosok engkau di relung hati

Betapa lembutnya tingkah tentram elok wajah

Alihkan helai nafas yang terpaku sesak

Namun tiadalah berguna jika tetap utuh

Hanya harap sepi mengiringi

Kau tak lagi seperti dulu 

Cintamu telah hempaskan aku

Pengkhianatanmu bekaskan bercak rasa

Yang takkan hilang terganti . . .

Memang kau bidadari penyebab lara

cinta ku kan terus bergeming
 

Related Posts:

    catatan yang ku rindu




    Anugrah terindah mengenal diri mu
     
    Kisah terindah miliki di rimu

    Angan terindah bayangkan wajah mu

    Tak terlukis kan kata terhenti waktu mengenang mu

    Biar paras dunia mengelam kan langit

    Membuncah titik terang yang halangi pangkuan hati

    Tak ter enyakan di mensi lain meskipun tlah berlalu

    Aku menyadari semua kan seperti ini

    Namun dilema hati terpungkiri redup purnama 

    Merisau kan datang nya mentari yang mungkin kan menyudahi

    Kesendirian menampak kan keluh atas kerinduhan tak bertepi

    Akan kah hati kecil ini mampu menahan nyata kepastian

    Di manakah ku temuakn lagi senyum elok itu

    Di manakah ku rasakan lagi tulus kasih itu

    Aku merinduh kan catatan lembut yang pernah hiasi hari ku

    Memang ku tahu tak dapat lagi ter ulang 

    Dalam kehampa’an ini ku kan slalu menunggu. . .

    Ter pisah jalan ter akhir. . .

    Related Posts:

      Apalah arti ini




      Semua bagai kabut hitam butakan pandangan 

      Penuhi cerita yang masih jejakkan pertama

      Tanggapi alur yang jalannya tambahkan keterpurukan


      Genggaman hati runtuhi khayalan tak nyata

      Sementara apa arti benak ini bilakah berlanjut

      Arah tak satukan jiwa hampa berkeluh kesah

      Saat elok mentari terbit mencoba ungkapkan resah

      Peri itu tak tentukan arti memiliki . . .

      Bukakan hati namun tak sekalipun dianggap

      Selalu terlekan angin dilema yang sesakkan dada

      Hingga gugurkan benih-benih ketenangan yang baru tertanam

      Tak tahunya diri ini jika masih terkenang 

      Bayangan kisahnya yang sisakan kecewa 

      Apalah arti ini tergerus resah menancap cinta

      Melayangkan setiap pengorbanan palung hati

      Bila telah tiada lagi harap . . .

      Mengapa isikan tempat di jiwa ?

      Apalah arti ini . . .

      Tergores nyatanya sikap peri. . .

      Related Posts:

        Mengagumi mu




        Tak begitu letih bila hanya diam perhatikanmu

        Merasakan jiwa penuh lelah jatuhkan diri

        Angan-angan penuhi langkah kaki tak bisa nyata

        Hanya kagumi dari bilik keterbatasan 

        Melihatmu bagai tersayat benih ketidakmungkinan 

        Yang terus tumbuh bila angan ini terus berlanjut 

        Kau tak pastikan sesuatu yang hinggap penuh arti

         Tak tahukah ruang hatiku terus terbuka

        Dalam mimpi ini kuinginkan satu jawab 

        Yang tunjukan rembulan berpangku bintang

        Berhias pelangi meraut senja kepahitan ungkapan kata

        Hapuskan renungan malam menyibak hati lelah 

         Kau bagai indah awan diatas langit 

        Yang aku hanya bisa mendongak mengagumimu

        Tanpa dapat meraih menjagamu karna kerendahanku

        Dan hanya khayalan bila tetap dambakanmu

        Mungkin rasa yang tak tercipta 

        Untuk ini arti cinta terabai 

        Biarlah waktu nanti kabarkan 

        Rasa hati sejati


        Related Posts: