walau sekuntum bunga mendatangi
hati ku resa tak kan terhenti
bagaimana logika menuntasi
nista'an dunia sepanjang hari
ku pecah kan akal ku dengan kuadran
ku teriakkan diriku dalam hitungan
ku menangis di atas hamparan
ku menyesal tak karuan
andai di mensi ruang kembali
ku temukan peluang kembali
ku susun beberapa pertikel mengisi
di lubuk hati seorang pendiri
yang dimana aku jatuh dan sendiri
bunda. . . . .
aku ingin kau kembali
mengapa engkau memilih diriku
dan engkau ceritakan cahaya hatimu
sa'at diaganal ruang bercelah satu
engkau pilih selamat kan diri ku
sedang tengelam lah dirimu
kasih sayang tiada bisa ku data
didalam lingkaran hati statiska
memenuhi ruang bebas udara
kau pangkat kan semua kerinduan
kau pilih sebuah ketetapan
walau limit mengancam kehidupan
engkau kuak kan diri ku seorang
di mana trigonometri menghadang
engkau berkata''hiduplah anak ku sayang''
catatan al-faqih
tragedi kehiduapan